...Menjadi Serpihan Dengan Beribu Keutamaan...

26 Juli 2011

Menjadi Pembelajar

Dalam Posting sebelunya saya paparkan keutaman orang yang berilmu, dan ilmu itu akan didaptkan ketika kita bersungguh dalam menuntutnya, daln sarat mutlak untuk mendapatkanya adalah kita harus belajar.

Dalam bahasa Arab disebut dengan at-tarbiyah. Menurut akar katanya, at-tarbiyah diambil dari tiga akar kata yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda.

1. Rabba-Yarbu yang diartikan dengan istilah tumbuh (improve-improvement). Yang menjadi usuran belajar itu tumbuh adalah kedewasaan (maturity). Seseorang dikatakan dewasa bila dia mampu bertanggung jawab bukan hanya untuk dirinya, tapi dia juga mampu bertanggung jawab untuk orang lain. Jadi… faktor usia tidak dapat menjadi patokan. Orang yang dewasa selalu berusaha untuk dapat memahami orang lain sebelum minta dipahami.

2. Rabia-Yarba yang artinya adalah berkembang (develop-to develop). Ibarat pohon yang telah berbuah kemudian menumbuhkan pon-pohon baru. Ada proses duplikasi. Dia menyukseskan dirinya, kemudian dia membagi kesuksesan lepada orang lain. Sehingga setelah itu banyak sekali orang sukses diluar dirinya. Jadi kuncinya adalah proses belajar yang berhasil menciptakan orang yang sukses dan mampu menyukseskan orang lain.

3. Rabba-Yarubbu, mendidik atau lebih tepat memberdayakan (empowerment-to empower). Ketika kita berbicara tentang tentang ‘empowerment’ yang menjadi fokus kita adalah keunikan. Tidak ada istilah orang bodoh, orang pintar, karena semua orang pintar dengan keunikannya. Maksudnya setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Maka bagamana kita berusaha untuk fokus pada kelebihan tersebut sehingga membawa pada kejayaan.

Rasulullah pernah bersabda ”Aku ini dididik oleh Allah dan Allah itu sebaik-baik pendidik”. Selama ini kita seringkali lupa bahwa sebenarnya kita punya Maha guru yang luar biasa yaitu Allah swt. Dan kita telah dididik oleh Allah dalam ”Universitas Kehidupan”.

”... Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S An-Nahl 90)

Bagaimana Allah telah menjadikan begitu banyak tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta ini, juga menjadikan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita untuk dijadikan pelajaran bagi kita. Lalu yang menjadi penting adalah bagaimana agar pelajaran yang diberikan oleh Allah menjadi efektif untuk ditangkap.

1. Mengoptimalkan pendengaran, penglihatan dan hati sebagai instrumen yang telah dianugerahkan oleh Allah untuk menangkap sinyal-sinyal hidayah dan ilmu Allah. Karena ilmu itu ibarat cahaya, sedangkan hati ibarat kaca. Kaca yang kotor akan sulit untuk ditembus cahaya, sedangkan kaca yang bersih sangat mudah ditembus oleh cahaya. Oleh karena itu ilmu dan hidayah Allah hanya akan sampai pada orang-orang yang berhati bersih.

2. Implementasikan ilmu dalam amal. Ilmu yang diamalkan akan memberi banyak manfaat, baik bagi diri maupun orang lain. Amal yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi karakter dalam dirinya. Seseorang yang senantiasa berusaha untuk memperbaiki dirinya dengan ilmu yang dia miliki akan semakin dicintai oleh Allah. Dengan demikian, ketika Allah semakin mencintainya, maka Allah akan semakin memudahkan baginya untuk menangkap ilmu Allah yang lain.


Tidak ada komentar: