...Menjadi Serpihan Dengan Beribu Keutamaan...

04 Januari 2011

a litle story about FSLDKD crb and pritim*

Untukmu,

Ikhwan luar biasa, akhwat super tangguh.



Beberapa bulan lalu, entah atas pertimbangan apa ane dipercaya jadi ketua pelaksana agenda besar FSLDK. Semua berawal pada suatu masa saat syuro yang bagi ane terkesan biasa, namun berdampak sangat luar biasa saat ini. Entah syuro keberapa saat itu. Pertemuan saat itu pun tak begitu lama dan tak ada kata alot. Semua seolah dipercepat, disederhanakan, dianggap mudah.

Hari-hari berjalan seperti biasa, bahkan terasa sangat lambat. Keberadaan ane di al-Ukhuwah yang masih harus banyak belajar ini, ditantang dengan sebuah tanggung jawab yang cukup berat. Yah, berat menurut ane, meski sebagian orang sedikit menyepelekan. hari berganti minggu, minggu pun berubah bulan (argh, kenapa harus menulis kata-kata bergaya jadul kayak gini) membuat ane harus sedikit lebih memfokuskan diri pada agenda fsldk, tanpa harus menunggu konseptor berbicara.

Bersama beberapa tim pelaksana, ada tea ran, tea gie, tea enchi, akh eja, dan sang ketum al-ukhuwah (ada lagi ga yah?) kami mencoba membuat landasan agenda acara, yaitu proposal. Proposal pelaksanaan yang akan menjadi bekal kami melangkah, mewujudkan agenda fsldk. Setelah sempat dirombak, diketik ulang, diundur, diketik lagi dan akhirnya jadilah keputusan proposal yang siap sebar. Tanggal 17, 18 dan 19 Desember 2010 menjadi tanggal keramat bagi ane dan teman-teman panitia pelaksana.

Perjuangan real dan yang sebenarnya terasa adalah saat melakukan perjalanan menyusuri bukit, jurang dan pegunungan menuju Priangan Timur. Dari Cirebon, melewati Kuningan, Majalengka sebelah selatan, lalu ke arah Ciamis, namun mengambil jalan pintas untuk lebih cepat ke Tasikmalaya. Namun ternyata jalan pintas ini benar-benar jalan pintas. Lebih dekat memang, namun tanntangannya luar biasa. Kami harus menyusuri jalan yang tak begitu besar, menaiki tanjakan yang berbelok tajam, ditambah sesekali harus menuruni turunan curam. Di ujung jalan pintas, kondisi jalan tak sempurna, lebih tepatnya tak layak. Jalan yang hancur karena deras air, hingga menyisakan lubang-lubang dan bebatuan. Perjalanan luar bisa, meski cukup melelahkan. Allah memberikan kami kekuatan dan keselamatan untuk melewatinya.

(eh belum diceritakan kalau kami meluncur menggunakan APV yang dipandu sahabat handal, berpengalaman dalam dunia perjalanan jarak jauh. Masih muda, penuh talenta, baik, pintar. Dan katanya lagi nyari seorang pendamping hidup yang serius...”silakan Tanya langsung”. Beliau adalah Ibnu Pirmansyah, pake F).

Setelah melakukan perjalan ke dunia parahiyangan timur, wilayah III cirebon menjadi target berikutnya. Kali ini giliran kaum akhwat luar biasa ditemani sama teman-teman dari Unswagati, ada Ukh Erna, Ukh Anah, Ukh Nani, Akh Diki, (siapa lagi ya??). Yang pasti merekalah penyambung mulut dari panitia pelaksana kepada semua lembaga dakwah kampus di wilayah III Cirebon (Majalengka, Indramayu). Untuk Daerah Kuningan (Universitas Kuningan) Akh Andry dan Akh Sabur yang menyampaikan pesan. Penyebaran selanjutnya dilakukan di daerah Cirebon oleh Humas akhwat yang luar biasa tak kenal lelah. Walhasil Alhamdulillah informasi dan sosialisasi tentang FSLDK menyebar luas di wilayah III cCirebon dan Priangan Timur.

Beralih ke Divisi Acara yang amazing luar biasa. Ada Ukh Enchi dan Akh Eja cs yang sudah merumuskan konsep acara dengan penuh semangat. Ganti ini ganti itu, ngerombak agenda ini ngerombak agenda itu. Tak terbayang bagaimana pusingnya merencanakan agenda, memikirkan siapa pemateri, membagi waktu selama tiga hari. Beban yang dipikul oleh mereka ternyata tidak ringan, agenda yang digelar tiga hari itu harus mereka kemas dengan baik, agar tidak memberikan kesan main-main dan asal-asalan. Sempat terjadi stressing karena ada pemateri yang sangat susah dihubungi, yaitu dari MUI. Teh Enci yang diberi tanggung jawab, diurut dari MUI Jawa Barat, ga berhasil-berhasil. Tak habis akal Teh Enci nyari referensi MUI Pusat di Jakarta, sedikit tersenyum karena mendapatkan nomor contactnya. Namun, sepertinya ia harus terus bersabar karena ga bisa nyambung langsung kepada orang yang dituju. Akhirnya melalui syuro-syuro tertentu, diputuskan untuk MUI lokal saja. Ya, tak perlu waktu lama untuk Ukhti Enci yang ga pantang menyerah mencari informasi hingga mendapatkan nomor contact nya. Namun, tingkat kesabaran harus ditambah lagi karena MUI kota Cirebon pun tak bisa menghadiri karena berbarengan dengan agenda MUI sendiri. Setelah kesana kemari mencari informasi, finally tim Acara mendapatkan seorang pemateri yang luar biasa dari ust. Ahmad Yani. Beliau adalah seorang muallaf, ustadz Yudi Muljana, S.Th namanya. Beliau bekerja di Kementrian Agama Kota Cirebon. Dari informasi yang didapat dari peserta, beliau menyampaikan materi dengan penuh semangat dan luar biasa.

Masalah lain terkait pemateri adalah dengan pemateri pertama yang direncanakan saat itu dari anggota Dewan. Tim acara memulai dengan anggota Dewan Pusat, dan dapat dpastikan tidak bisa menghadiri karena ada Rapat paripurna DPR-RI. Kita turun tingkat ke DPR Daerah Jabar. Sempat tergantung tanpa keputusan, akhirnya nasib sama diterima, Beliau menyatakan tidak bisa menghadiri agenda. Masih dengan anggota dewan daerah Jabar, namun berbeda orang. Alhamdulillah beliau bersedia dengan senang hati. Ane rasa tim Acara sedikit lega karena pemateri untuk seminar ada semua.

Ternyata kesabaran tidak cukup sampai di situ saja. Dua hari menjelang hari H, Pak Prof. Ali membatalkan mengisi agenda karena harus ke luar jawa diutus oleh kampus. Beliau memberikan referensi untuk menggantikannya, namun ternyata orang yang direferensikan memberikan jawaban tidak. Akhirnya diputuskan untuk mengurangi pemateri cukup dua saja. Masalah lain pun datang. Pemateri kedua dari anggota dewan, mendapatkan musibah sehingga ia harus mengutus badal untuk mengisi acara. Meski sedikit kecewa, namun keikhlasan atas ketentuan yang digariskan Allah harus tetap terpatri dalam diri. Karena sejauh ini Tim Acara sudah berusaha sekuat tenaga.

Acara-acara lain, terkemas luar biasa.

Beralih kepada para pejuang pencari modal keuangan. Ada tim fundraising, kader-kader yang diasumsikan luar biasa dalam menggalang dana. Ada Akh Cucu dan Ukh Dewi cs. Konsepan penggalangan dana dan kerja sama dirembukan terus menerus. Proposal disebar ke setiap lini dan penjuru yang memungkinkan untuk memberikan dana. Dibantu oleh tim dari kampus lain (Unswagati), sedikit demi sedikit dana terkumpul, meski harus dengan penuh kesabaran.

Beberapa hari menjelang hari H, sepertinya tim fundraising ini penuh dengan tekanan karena dana yang terkumpul hanya beberapa ratus ribus saja. Padahal menurut perencana keuangan, panitia membutuhkan dana hingga dua puluh juta rupiah. Di hari-hari terakhir, menggalang dana tidak hanya dilakukan oleh tim danus saja. Kader yang punya link untuk donatur, mereka hampiri mereka hubungi. Yaah, teknisnya berbeda-beda. Ada yang pergi mencari donatur dengan teknis biasa saja, datang menginformasikan dan menunggu. Ada juga yang dengan memasang wajah penuh harap dan tentu saja dengan kata-kata memelas. (dipastikan ini dilakukan kepada senior dan murobby yang sudah sangat tahu keadaan LDK). Ada juga yang sedikit memaksa, ya meski terkesan tidak beretika namun menurut kabar, hal ini sering dilakukan, dan mereka memang pantas membantu. Ternyata hasilnya cukup membantu pundi-pundi keuangan agenda.

Tim fundraising pun memberikan kesan gebyar pada agenda ini, dengan menggelar bazar dan bekerja sama dengan beberapa pemilik usaha. Selama lima hari bazar digelar, halaman depan masjid Kampus berubah menjadi toko yang isinya segala ada, dari mulai assesoris, makanan dan minuman ringan, buku hingga pakaian jadi (batik) dijajakan di sini. Selain gebyar yang mengesankan agenda ini didukung oleh berbagai pihak, dana yang terkumpul pun cukup membantu, paling tidak dapat mengganti biaya penyewaan tenda.

Kabar gembira pun datang di akhir agenda, alhamdulillah yang biasanya dalam beberepa agenda sering minus keuangan, untuk agenda ini kita mengalami surplus. Ini adalah berkah dari Allah swt.

Selanjutnya tim Pubdekdok... akh Rahmat, ukh Khodijah, Akh Hamzah, Ukh Nurjanah de ka ka (dan kawan-kawan)

Tim yang bertanggung jawab dalam hal pendekorasian dan pemasangan media-media publikasi ini pun punya andil besar dalam agenda. Desain spanduk, desain pin, bloknote, sertifikat hingga desain ruangan mereka yang merumuskan. Tidak kalah luar biasanya dengan tim lain. Pubdekdok menghadirkan atmosfer yang berbeda di ICC dengan membuat taman mini dan menutup semua kaca dengan gordeng (gordeng yang namanya?) atau kain yang sering dipakai pada acara resepsi pernikahan. Hal ini memberikan kesan mewah (tidak terlalu mewah sih) dan tidak biasa. Pokoknya luar biasa.

Ada tim kesekretariatn dan tim registrasi yang mulai sibuk menjelang hari H. Dengan menyiapkan segala hal yang mendukung pada acara. Alat-alat tulis, absensi, semua hal dengan data peserta mereka yang diandalkan untuk mengurusnya. Meski tidak banyak yang harus disampaikan terkait dengan tim kesekretariatan dan registrasi ini, namun mereka dengan cukup baik menempatkan posisi dimana mereka harus ikut berkontribusi. Kedua tim ini digawangi oleh Ukh Nok Vera dan Akh Maskur, tentu saja dibantu dengan kader luar biasa lainnya.

Selanjutnya kesuksesan agenda acara dengan segala hal yang mendukungnya adalah kinerja dari Tim Peralatan. Sepertinya tidak berlebihan jika mereka disebut dengan ikhwan tampan dan rupawan yang dengan segenap ketampanananya rela untuk mengangkut-angkut peralatan yang mendukung agenda. Sofa, soundsystem, kursi, infokus dan sebagainya menjadi tanggung jawab mereka. Sempat terjadi permasalahan karena sedikit sulit melobi salah satu bagian di kampus untuk memberikan pinjaman fasilitas, namunb semua dapat teratasi dengan baik. Acara pun berlangsung sukses dengan segala fasilitas pendukungnya. Para ikhwan nan tampan itu adalah Akh Yayat, Akh Nurhidayat, Akh Hasyim, Akh Kholish (ada lagi ga ya?). pokoknya luar biasa lah!

Jumlah peserta yang mencapai 75 orang dan panitia yang tidak kalah banyak sedikit menjadi masalah harus diinapkan dimana selama 3 hari 3 malam ini? Sempat dirumuskan di sana di sini. Walhasil diputuskan kita akan menggunakan fasilitas rusunawa dan ex-asrama puteri STAIN. Dalam benak kami kedua bangunan ini adalah fasilitas kampus, dan bisa digunakan secara Cuma-Cuma hanya dengan mengirimkan surat peminjaman dan proposal ditambah lobi-lobi sedikit. Namun setelah tahu yang sebenarnya, bahwasannya kedua bangunan ini tidak ada sangkut pautnya dengan manajemen kampus. Dua-duanya di luar kampus, dan ketika kita harus menggunakannya maka dikenakaan biaya sewa. Rumah atau kost-kostan yang dulu digunakan oleh mahasiswa puteri ini milik yayasan kesejahteraan IAIN bukan milik IAIN. Sedikit berbeda, Rusunawa ternyata milik salah satu kementrian di negeri ini, dan untuk pengelolaannya diambil dari uang sewa yang didapat. Meski sedikit tercengang, kami berharap Allah memberikan solusi dari permasalahan ini.

Segala urusan tentang penginapan ini dihandle oleh tim akomodasi dan tranfortas ada akh Ibnu Firman, Ukh Siti Aliyah, Akh Asep, Ukh Nurjanah (anyone else?) pokok’e masalah pembagian kamar untuk tidur dan meyimpan barang mereka bertanggung jawab sepenuhnya. Mereka adalah orang-orang yang menjadi guide di kampus IAIN ini. Mereka mungkin orang-orang yang paling dekat dengan seluruh peserta. Sungguh kesempatan yang baik untuk menambah sahabat dan saudara.

Ada satu tim yang sangat dibutuhkan dalam setiap agenda yang jika mereka tidak ada, waduh bisa gawat urusannya. Mereka adalah divisi konsumsi, ibu rumah tangga agenda FSLDK. Ada Ukh Linda de ka ka (yang semuanya akhwat) ditambah satu ikhwan yang pendiam dan kebiasaannya senyum senyum doang, akh Yayan namanya. Tim Konsumsi ini sering dianggap sebagai tim yang sepele dan tidak punya gengsi. Padahal jika dilihat lebih dalam, mereka banyak berjasa untuk kelangsungan dan kelancaran agenda. Bayangkan jika jamuan makan siang harus telat dan datang setengah tiga menjelang ashar. Diasumsikan peserta dan juga panitia bisa kelaparan.

Memenej menu makanan adalah bukan hal yang mudah. Tiga hari tiga malam mereka harus menyajikan menu yang berbeda agar tidak membosankan. Mulai dari sarapan pagi di hari pertama hingga makan siang di hari terakhir. Tekanan psikologis lainnya adalah, mereka harus mencari pengusaha makanan yang memberikan harga murah dengan kualitas makanan yang enak. Alhamdulillah, meski di hari pertama banyak kader akhwat yang tidak kebagian jatah makan, selanjutnya malah banyak lebihnya. Dan yang awalnya diasumsikan akan mengalami minus keuangan karena kebutuhan konsumsi, ketakutan itu pun tidak terjadi.

Adakah divisi lain yang belum terpaparkan??

Selain tim-tim tersebut yang berjuang di divisinya masing-masing, masih banyak orang yang menjadi bagian dari kesuksesan agenda fsldk. Di antara mereka adalah:

Ketua Umum LDK 2010-2011, Akh Rusnadi. Beliau adalah kader yang tidak padam semangatnya dalam mensukseskan agenda. Meski sebagai ketua umum dan steering comitee dalam agenda ini, namun tidak sungkan untuk turun gunung membantu kesiapan agenda. Ikut kesana kemari mencari rezeki dan bersilaturahim. The best pokoknya mah lah.

Kader selanjutnya adalah ukh Rani Triyana Dewi, Sekretaris Umum LDK dan juga sekretaris pelaksana agenda FSLDK. Akhwat luar biasa ini ternyata cukup sibuk terutama pada masa-masa persiapan event. Dia harus ada untuk FSLDK, dia pun harus melaksanakan kewajiban PPL nya, ditambah tanggung jawab yang dimiliki di sebuah lembaga kursus ini ternyata harus pulang agak malam ke kostannya. Namun begitu, terlepas dari segala kesibukan yang ada, dia selalu berusaha untuk ada dan maksimal pada setiap tanggung jawab yang ia pegang. Bravo and sukses!

Tidak kalah tangguh dan luar biasanya dengan ketua Umum LDK dan sekretarisnya, ada teh Anggi Fitriani. Kader yang akrab dipanggil Gie ini adalah salah satu kader istimewa dan luar biasa. Waduh, sulit mengungkapkanya karena bisa jadi jika dibandingkan antara kinerja ikhwan dengan kinerja Gie sebagai seorang akhwat, pasti lebih baik Gie. Ada agenda pra-FSLDK yang menggelar lomba menulis, terlihat sepertinya ia adalah seorang single fighter. Dari mulai pembuatan proposal, penyebaran pencarian dana dan sebagainya. Di agenda ini dia memegang tanggung jawab sebagai bendahara. Namun, pekerjaan apapun yang dibebankan kepadanya selalu berusaha dilakukan sepenuh hati dan maksimal.

Jika dipaparkan satu persatu, maka akan banyak sekali pihak yang mendukung agenda ini. Pembina LDK, Ust Edy Chandra. Lalu Ust Ahmad Yani, Dari yang senior LDK ada Akh Oji beserta Isteri, Teh Erna and the geng. Ustadz dan Ustadzah, Murobby dan Murobiyah, pendiri ldk, alumnus ldk, Donatur-donatur. Jazakumullah Khoiru aj-jaza.

Rekan-rekan dari luar IAIN, ada akh Mastari, Akh Cipto, Akh Diki, Ukh Fery, ukh Nani de ka ka dari Unswagati. Akh Arif dari Unsil, akh NUrul dari STKIP Garut, akh Yayat dari Unigal Ciamis, Akh Akhri dari IPB Bogor, akh Adi dari Universitas Lampung, tim sekolah LDK dari ITB Bandung. Semuanya luar biasa……..

Selanjutnya mungkin harus disampaikan pula ada yang berbeda di event kali ini. Hal unik yang awalnya terkesan nyeleneh dan lucu. Yaitu si Cepluk (Celengan Peduli Fsldk). Celengan yang disediakan oleh panitia untuk menggalang dana dari semua kader di semua wilayah. Namun, bukan hanya dana yang menjadi tujuan utama. Keseriusan dan kesungguhan mensukseskan agenda adalah target yang dicari. Dengan mengisi setiap hari si Cepluk ini, berarti sudah berusaha untuk ada dan peduli pada event FSLDK ini. Semakin sering kita mengisi, maka semakin kita ikut andil dan memikirkan event ini. Bukan masalah nominal yang dihasilkan dari pembongkaran si cepluk, namun keseriusan dan kesungguhan yang dicari.

Berbagai kesan pun timbul dari adanya cepluk ini. Dimulai dari yang antusias dan merasa tertantang untuk istiqomah mengisi. Hingga tak perlu diingatkan, kader yang antusias ini senantiasa memberi makan si cepluk terus menerus.

Ada yang menganggap remeh, dan sedikit tersungging senyuman melecehkan. Mereka menganggap ini adalah ide murahan dan beranggapan pula tidak akan memberikan kontribusi banyak untuk agenda.

Ada yang cuek dan hampir tak peduli. Antusias tidak, menganggap remeh pun tidak. Kehadiran cepluk, yah dianggap biasa saja. Ada dan tiadanya tidak berbeda.

(ada di pihak manakah anda?)

Lebih dari seratus celengan yang disebar. Kader Al-ukhuwah menjadi asabiqunal awwaluun. Selebihnya kampus-kampus di wilayah III Cirebon dan Priangan timur. Hasilnya, memuaskan. Dari keseriusan mengisi cepluk, tampak pula keseriusan dari kader-kadernya. Temen-temen yang antusias mengisi cepluk, mereka pula yang antusias menyukseskan agenda. Kader-kader yang acuh tak acuh mengisi cepluk, bahkan terkesan tak peduli, mereka pun tidak terlalu maksimal keberadaannya. Meski cepluk bukan barometer kepastian akan hal itu, namun bisa menjadi cermin keseriusan. Jika dilihat dari segi nominal, dari cepluk sendiri terkumpul lebih dari Rp. 1.500.000,-.

Terakhir, saya selaku ketua pelaksana sangat bersyukur Alhamdulillah, event fsldk ini sukses digelar. Kesuksesan ini tentu saja berkat karunia Allah dan kerja sama yang baik dari smua pihak. SC, OC, Ustadz-ustadz, murobby, pihak luar. Hanya Allah yang mampu membalas semua kinerja dan pengorbanan yang telah diberikan. Ketuplak hanya mampu mengucapkan Terima kasih dan berdo’a semoga kita semua senantiasa berada dalam Lindungan Allah swt dan diberikan kekuatan untnuk melakukan ibadah kepada-Nya. Amin.

tolong sampaikan ke smua orang


Diana Djuwita, Wiwit Robiatul Addawiyah dan 2 orang lainnya menyukai ini.

Ahmad Yani
Subhanalloh, semoga tadhiyah ikhwah sekalian mendapat balasan yang berlimpah dari Allah SWT. Selamat dan sukses.

Rusnadi Jundi Cwn
tiada kata seindah ukhuwah..
smga ttp dlm smgat brsma al haq dn ahlul haq..

Ukhti ThaRii
subhanallah...
semoga perjalanan dakwahnya dalam mencari keridhoaanNya slu dalam pertolonganNya...amin..

* Diambil dari catatan mang wawan
http://www.facebook.com/notes/kurniawan-wawan/a-litle-story-about-fsldkd-crb-and-pritim/180694981954525http://www.facebook.com/notes/kurniawan-wawan/a-litle-story-about-fsldkd-crb-and-pritim/180694981954525