...Menjadi Serpihan Dengan Beribu Keutamaan...

05 Maret 2009

Taujihat da’iyah

Ikhwah Fillah Tercinta, saya sampaikan salam penghormatan Islam, salam penghormatan dari Allah, yang baik dan diberkahi: assalamu ‘aalikum warahmatullaahi wabarakatuh

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS. 8:4)
“Siapa saja menarik diri dari ketaatan kepada Allah, maka ia akan bertemu pada hari kiamat dalam keadaan tidak memiliki hujjah. Dan Siapa saja mati sedang di pundaknya tidak ada bai’at , maka ia mati seperti mati jahiliyah”(HR. Muslim)

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat illahi rabbi, yang senantiasa memudahkan urusan dan memberikan kemampuan kepada kita untuk mengarungi jalan terjal dakwah ini. sholawat serta salam Senantias kita curahkan selalu kepada baginda mulia, pemimpin umat terbaik sepanjang masa Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, salafushalih serta umatnya yang Istiqomah mengikuti millahanya hingga yaumil qiyamah.

Ikhwah sekalian, kita sedang berada dalam sebuah pertemuan yang kental dengan nuansa persaudaraan dan keruhanian. Dalam pertemuan ini, terlihat nikmat akbar dan karunia agung dari Allah SWT, yaitu sebuah nikmat yang senantiasa disebut-sebut oleh Allah di hadapan kita, nikmat persaudaraan yang telah menyatukan hati kita, mempersaudarakan ruh kita, dan mewujudkan dalam diri kita suatu kenikmatan yang tidak bisa diketahui kecuali oleh siapa yang pernah merasaknnya secara nyata.
Memang, di antara perasaan- perasaan hati, ada yang tidak bisa digambarkan dengan ungkapan lisan. Nikmat kecintaan dan persaudaraan karena Allah, mengandung makna spiritual yang buahnya tidak bisa dirasakan selain oleh mereka yang terlibat di dalamnya. Persaudaraan, wahai Akhi, ukhti, selain merupakan kenikmatan di dunia, juga merupakan keselamatan di akhirat. Ringkasnya, cinta adalah kelezatan, buah, dan faedah, yang tidak bisa diketahui kecuali oleh siapa yang pernah merasakannya secara sungguh-sungguh dan benar. Kita memohon kepada Allah SWT agar Dia menyatukan kita di atas landasan kecintaan dan persatuan karena-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.

Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan. Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini, selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.

Ikhwah Fillah,, kita sama sama meyakini bahwa Perjuangan Kita adalah semata mata hanya mengharap keridhoan dari Allah SWT sehingga apa yang kita berikan, apa yang kita korbankan adalah hanya sebagai ungkapan cinta kita kepadanya dan kitapun meyakini bahwasanya Allah pasti akan menyambut cinta kita. Kita menyadari bahwa dalam diri diri kita masih terdapat kekurangan dan kelemahan, namun semestinya kekurangan dan kelemahan itulah yang akan menjadi cambuk bagi kita untuk senantiasa memperbaiki diri, terus berusaha melengkapi kekurangan sehingga pada akhirnya lahirlah keinginan untuk berbagi dalam kebaikan, kebenaran dan kesabaran. Kesungguhan kita dalam menebarkan benih kebaikan itulah yang akan menghantarkan kita untuk menuai dan menikmati apa yang kita tanam, seharum kebahagian didunia dan semanis kenikmatan di akhirat Jannah Firdausi dan itulah balasan yang terbaik bagi orang yang istiqomah di jalan dakwah ini.

ikhwah fillah rahimakumullah,,, Cita Cita Besar untuk mewujudkan kemenangan dakwah memerlukan kesungguhan dan pengorbanan yang tinggi, karena sejatinya dakwah tidak akan dapat dipikul oleh orang orang manja, Cengeng, pengecut sertaorang yang tidak mempunyai ghirah untuk mengarunginya. Betapa sering kita mendengar orang yang lalai dari seruan dakwah kemudian secara teratur keluar dari barisan. merekalah orang orang yang merugi, orang yang tidak dapat melihat kenikmatan dan kemanisan surgaNya. Bahkan oleh Allah dan Rasul, mereka digolongkan menjadi orang munafik,Ingatlah selalu kecaman Allah dan Rasul-Nya terhadap orang-orang munafiq yang selalu mencari-cari alasan (tafannun fil ‘udzr) untuk menghindar dari kebutuhan berdakwah dan berjihad.
Mereka (orang-orang munafiq) mengemukakan udzurnya kepadamu apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah, Janganlah kamu mengemukakan udzur, kami tidak percaya lagi kepada kamu… (Q.S. 9:94).
Tadabburi pula ayat lainnya di dalam surat At-Taubah (terutama ayat 41-47, ) yang mengungkapkan kemalasan dan keengganan mereka agar kita senantiasa terhindar dari sifat-sifat mereka.
Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diseru untuk menafkahkan (hartamu) Pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri, dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan(Nya). Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu. (QS. 47:38).
Ikhwah fillah tercinta, , , Maka kita patut bertanya dan mengevaluasi diri: seberapa kuatkah hakikat kehidupan abadi di akhirat telah tertanam dalam hati, sehingga kita berhak mendapatkan ri’ayah rabbaniyyah tersebut sehingga ruhul istijabah (jiwa responsif) terhadap seruan Allah menjadi karakter inheren diri kita. Seberapa kuat hakikat ini menshibghah (mewarnai) diri dan perilaku kita sehingga segala resiko duniawi dalam dakwah dan jihad fi sabililillah menjadi kecil di mata kita. Semoga Allah Senantiasa memudahkan Langkah Kita dalam mengarungi dakwah ini. Wallahua’lam Bishowab.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.